Senin, 17 Maret 2008

CURHATAN KU

PERKEMBANGAN REMAJA

fase dimana manusia mengalani banyak metamorfosa, masa mencari jati diri, semangat yang bergejolak, dan peningkatan emosi yang luar biasa. dalam proses tersebut problematika yang dihadapipun cukup beragam, berbeda pula satu individu dengan yang lainnya. yang terjadi dengan saya marupakan satu diantara banyak sekali masalah yang lebih kompleks di masa remaja. beberapa diantaranya:

1. Konflik tentang sistem
perbedaan pendapat adalah hal yang paling manusiawi, karena tidak ada seorangpun yang bisa memaksakan orang lain dalam segala hal. umumnya problem seperti ini banyak nerjadi antara orang tua dan anak, di satu sisi anak memganggap orang tua yang "kolot" tidak bisa memahami modernisasi yamg melanda sekitar, sedangkan orang tuapun tidak bisa disalahkan, mereka hnya bermaksud memberikan proteksi untuk putra putri mereka. kedaa belah pihak selalu mempuinyai pembelaan, yamg pada akhirnya terjadi komflik.
Hal tersebut terjadi pada saya belul lama ini, memang bukan masalah besar, bahkan terlalu berlebihan jika saya sebut cerita ini sebagai konflik. ketika UAN 2007 dapat saya lalui denan baik, dengan nilai yang tidak buruk pula, muncul perbedaan pendapat tentang di mana saya akan melanjutkan hidup saya. kuliah, kerja, atau bahkan langsung menikah.
Dalam angan saya, saya bisa terus melanjutkan kuliah, di universitas negeri, reguler tentunya. Saya ingin mengambil keguruan jurusan bahasa Indonesia. lulus dengan gelar sarjana, kemudian menjadi seoeang guru yang prrofesional. tapi berbeda dengan saya, ayah mengunginkan saya masuk sekolah tinggi swasta, yang perkuliahannya hanya akhir pekan saja, beliau berharap saya bisa sekalian menggantikan beliau mengajar di SD. memang sekilas terlihat tida ada masalah yang gukup pelik, saya juga bingung apa yang salah, tapi hati kacil ini berteriak tidak mau, dalam fikir saya, perkembangan saya akan sangat terbatas, dan bukan ini jalannya. hari-hari yang berat dengan argumentasi yang ta berkesudahan. berbagai macam cara saya lakukan untuk dapat meyakinkan mereka, " Saya punya pilihan dan saya mampu memilihnya... ridhoi saya saja,,, tapi bagaimanapun akhirnya,,, Nurul insyaallah ikhlas,,, asalkan ibu sama ayah pilihkan jalan yang terbaik,,,!"
Entah kata yang mana, mampu membalikkan hati beliau berdua, setelah entah berapa banyak deraian air mata dan sengaunya suara, allah mahamendengar dan melihat,, ayah dan ibupun dapat memahami dan mendukukg cita-cita saya.
Cerita itulah yang selalu menjadi motifasi saya, setiap kali saya kehilangan semangat. sekarang saya ada di FITK Jurusan Bahasa Indonesia, yang dulu saya perjuangkan dengan penuh keyakinan. tetap semangat!!!